UPDATECIREBON.COM – Program Sedekah Takjil pada pekan kedua Ramadan 1446 H (10–13 Maret 2025) kembali digelar di tujuh masjid bersejarah di Kota Cirebon. Namun, kali ini bukan sekadar berbagi, melainkan juga menggali lebih dalam sejarah masjid-masjid yang menjadi saksi bisu perjalanan dakwah para Waliyullah di tanah Cirebon.
Berikut adalah perjalanan kami dalam menelusuri jejak sejarah tujuh masjid bersejarah yang menjadi lokasi kegiatan Sedekah Takjil:
1. Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kesepuhan
Masjid yang berdiri megah di kawasan Kesepuhan ini merupakan salah satu masjid tertua di Cirebon. Saat memasuki ruang utamanya, jamaah harus membungkukkan badan karena pintu yang kecil. Filosofi di balik desain ini mengajarkan bahwa setiap manusia, tanpa memandang pangkat dan jabatan, harus selalu rendah hati di hadapan Allah SWT. Masjid ini dikenal sebagai pusat dakwah para wali dan hingga kini tetap menjadi salah satu ikon religius di Cirebon.
2. Masjid Pangeran Cuci Manah (Sapu Jagad)
Terletak di kawasan yang sarat nilai spiritual, Masjid Pangeran Cuci Manah atau Sapu Jagad memiliki area khusus di bagian belakang yang menjadi tempat peristirahatan terakhir para santri Pangeran Sapu Jagad. Para peziarah yang datang sering kali berdoa dan mengenang perjuangan dakwah Islam yang telah berlangsung berabad-abad di tempat ini.
3. Masjid Pejlagrahan
Masjid ini berlokasi di daerah Siti Mulya Pesayidan, tidak jauh dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Untuk mencapainya, pengunjung harus melewati gang kecil. Konon, masjid ini dibangun sebelum Masjid Agung Sang Cipta Rasa, menjadikannya salah satu tempat ibadah tertua di Cirebon. Masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan sebutan Tajug Pejlagrahan, dan hingga kini tetap digunakan untuk ibadah dan kegiatan keagamaan.
4. Masjid Pangeran Kejaksan
Berlokasi di Jalan Siliwangi, tidak jauh dari Masjid Raya At-Taqwa, masjid ini memiliki mimbar yang bentuknya mirip dengan yang ada di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Di sampingnya, terdapat sebuah tongkat tua yang digunakan saat salat Jumat. Namun, hingga saat ini, salat Jumat belum dilaksanakan di sini karena jamaah lebih banyak beribadah di Masjid At-Taqwa. Menurut penjaga masjid, rencana untuk kembali menggelar salat Jumat di masjid ini tengah dibahas oleh pihak terkait.
5. Masjid Merah Panjunan
Masjid ini berlokasi di Kampung Panjunan, kawasan yang dikenal sebagai permukiman keturunan Arab di Cirebon. Keunikan masjid ini terletak pada bangunannya yang sepenuhnya menggunakan bata merah tanpa cat, sehingga dikenal dengan sebutan Masjid Merah. Menurut cerita yang berkembang, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para wali dalam menyusun strategi dakwah Islam di Nusantara.
6. Masjid Jagabayan
Masjid ini terletak di Jalan Karanggetas, masuk ke dalam gang di antara deretan toko emas. Saat program Sedekah Takjil berlangsung pada Kamis sore menjelang Jumat Kliwon, banyak warga dan peziarah yang datang untuk beribadah dan berbagi rezeki. Tradisi unik di sekitar masjid ini adalah pemberian sedekah berupa minyak dan curak (uang saweran), yang menjadi simbol kepedulian sosial dalam masyarakat.
7. Masjid Kanoman
Masjid ini terletak di dalam area Keraton Kanoman dan hanya bisa diakses setelah melewati Pasar Kanoman. Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Kanoman juga memiliki peran penting dalam tradisi Pelal atau Panjang Jimat, yaitu peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang rutin digelar oleh Kesultanan Cirebon.
Menjaga Warisan Para Wali
Kunjungan ke tujuh masjid ini bukan hanya sekadar kegiatan sosial berbagi takjil, tetapi juga refleksi akan pentingnya menjaga dan meramaikan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan. Pesan yang diwariskan oleh para Waliyullah, “Ingsun titip tajug lan fakir miskin”, mengajarkan bahwa umat Islam harus senantiasa melestarikan masjid dan peduli terhadap kaum dhuafa.
Semoga semangat berbagi dan nilai-nilai spiritual yang diwariskan para wali terus hidup dalam kehidupan masyarakat Cirebon.
Penulis: Eka Wahyu Setiati,
Guru SDN Ciremai Giri