UPDATECIREBON.COM – Ditengah kesibukannya sebagai Istri dari Duta Besar Republik Islam Iran Madame Elaheh Boroujerdi dan Istri Duta Besar Palestina Madame Fatena Alshun, keduanya melakukan kunjungan ke Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 8 yang beralamat di jalan RM Kahfi II NO.49 Desa/Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kehadiran istri dari kedua Kedubes ini disambut dengan Palang Pintu dan Berbalas Pantun yang merupakan kesenian khas Betawi.
Kedua istri duta besar yang ditemani para staf begitu antusias dengan atraksi Pencak Silat yang diperagakan dua orang pemuda sebelum jalan masuk bagi para tamu dibuka.
Kepala Sekolah MIN 8 Jakarta, Nur Laila, Lq Pada kesempatan ingin memperkenalkan tradisi Betawi. Termasuk tarian ondel-ondel yang dibawakan para siswi kelas 1 dan 2 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 8 yang telah banyak mengukir prestasi.
Kepala Sekolah yang telah mengabdi 20 tahun sebagai guru bangsa, Nur Laila, Lc. lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, ini ingin membawa sekolah yang dipimpinnya berwawasan lebih luas di dunia internasional.
Setelah para tamu duduk di kursi undangan, tujuh orang siswi kelas 1 dan 2 turun ke lapangan. Mereka membawakan tarian ondel-ondel dengan penuh keceriaan dan kelucuan.

Para anak didik yang dibalut pakaian tari khas Betawi itu menari dengan riang diiringi lagu ondel-ondel. Di akhir tarian, dua orang siswi tiba-tiba menghampiri tempat duduk para tamu undangan dengan membawa sekuntum mawar merah. Masing-masing diberikannya kepada Madame Elaheh dan Madame Fatena. Tentu saja keduanya merasa senang menerima kejutan itu.
Lagu Atouna Toufoule yang dinyanyikan group Marawis MIN 8 Jakarta mengiringi kedua tamu kehormatan beranjak ke ruangan yang udaranya lebih sejuk. Mereka melaksanakan program literasi bersama para anak didik.
Lagu Atouna Toufoule diciptakan oleh Remi Bandali, anak asal Lebanon pada tahun 1982. Lagu itu menggambarkan kesedihan anak-anak Palestina dan Lebanon yang kehilangan masa kecilnya akibat perang yang terjadi di negara mereka.
Persembahan para anak didik MIN 8 Jakarta dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Nur Laila tentang profil sekolah dan para anak didiknya yang ternyata kecil-kecil cabe rawit. Anak didiknya itu banyak memenangkan lomba-lomba berkelas tingkat provinsi dan nasional. Seperti Menghafal Ayat Hadis, Menghafal Ayat Al Quran, Tahfiz, Lomba azan, MTQ dan lainnya.
Nur Laila yang menyampaikan sambutannya dalam bahasa Arab dengan fasih. Ia merasa senang dengan kedatangan Madame Elaheh dan Madame Fatena.
Waktu terus bergeser dan dua anak didik, Alnero dan Fahira membawakan kolaborasi Puisi dalam dua bahasa; Indonesia dan Inggris. Keduanya membacakan puisi yang berjudul Gaza City karya Nathalie Handal, seorang Penyair, Penulis kelahiran Perancis keturunan Palestina.
Penggalan syair dalam puisi terasa mengiris hati yang mendengarnya “Aku gores tubuhku, tiga garis membekas pada dadaku, tiga keyakinan membentur kepalaku dan aku bertanya-tanya. Apakah Tuhan dikubur di antara puing-puing. Setiap rumah adalah penjara. Setiap ruangan adalah kandang anjing. Gaza sedang hamil dengan orang-orang dan tak seorang pun membantu kesusahannya. Tak ada jalan-jalan, tak ada rumah sakit, tak ada sekolah, tak ada bandara, tak ada udara untuk bernapas. Aku di sini di ruangan dibalik jendela, tak berdaya, tak berguna.”
Sebagai salah satu pembicara, Madame Elaheh Boroujerdi menjelaskan tentang sistem Pendidikan di sekolah dasar di Iran, di mana Literasi sudah diajarkan sejak usia dini sehingga para anak didik benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan Literasi saat mereka duduk di bangku sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Istri dubes Iran yang pernah tinggal di Indonesia dua puluh satu tahun lalu itu kemudian memberikan hadiah bagi empat orang anak yang berprestasi di Tingkat provinsi dan nasional.(AM)
Dikutip dari: Times Indonesia