By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Update CirebonUpdate CirebonUpdate Cirebon
  • Home
  • Ciayumajakuning
  • Berita Nasional
  • Seni & Budaya
  • Religi
  • Olahraga
  • Featured
Reading: Keraton Kasepuhan Cirebon Simbol Kejayaan Islam Di Pesisir Pantai Utara
Share
Update CirebonUpdate Cirebon
  • Home
  • Ciayumajakuning
  • Berita Nasional
  • Seni & Budaya
  • Religi
  • Olahraga
  • Featured
Search
  • Home
  • Ciayumajakuning
  • Berita Nasional
  • Seni & Budaya
  • Religi
  • Olahraga
  • Featured
Follow US
Update Cirebon > Featured > Keraton Kasepuhan Cirebon Simbol Kejayaan Islam Di Pesisir Pantai Utara
Featured

Keraton Kasepuhan Cirebon Simbol Kejayaan Islam Di Pesisir Pantai Utara

Muhajir
Last updated: 2023/06/24 at 12:33 PM
Muhajir Published June 24, 2023
Share
SHARE

UPDATECIREBON.COM – Jika anda berkunjung ke kota Cirebon, tidak lengkap rasanya jika tidak mampir sejenak di Keraton Kasepuhan yang merupakan Keraton kebanggaan masyarakat Jawa Barat khususnya kota Cirebon.

Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah yang menyiratkan bahwa Keraton Kasepuhan Cirebon ini sebagai lambang Kejayaan Islam Di Pesisir Pantai Utara.

Pola bangunan Keraton ini sangat khas karena letak Cirebon yang berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, Cirebon adalah”jembatan” antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang unik, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

Kesultanan Cirebon sendiri adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.

Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya. Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.

Keraton Kasepuhan dibangun menghadap utara, dengan bangunan Masjid di sebelah barat dan pasar di sebelah timur, serta alun-alun ditengahnya. Bentuk dan model seperti ini merupakan model-model Keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir.
Bahkan sampai sekarang, model ini banyak diikuti oleh seluruh kabupaten/kota dalam pembangunannya, terutama di Jawa yaitu di depan gedung pemerintahan terdapat alun-alun dan di sebelah baratnya terdapat masjid.

Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta Singa Barong. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.

Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II (cicit dari Sunan Gunung Jati) yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506. Ia bersemayam di dalem Agung Pakungwati Cirebon. Keraton Kasepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati, sedangkan Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelar Panembahan Pakungwati I.

Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.

Di depan Keraton Kesepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan yang diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan. Dan di alun-alun inilah dahulunya dilaksanakan berbagai macam hukuman terhadap setiap rakyat yang melanggar peraturan seperti hukuman cambuk.

Di sebelah barat Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Sedangkan di sebelah timur alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar — sekarang adalah pasar kesepuhan yang sangat terkenal dengan pocinya.

Sebelum memasuki gerbang komplek Keraton Kasepuhan terdapat dua buah pendopo, di sebelah barat disebut Pancaratna yang dahulunya merupakan tempat berkumpulnya para punggawa Keraton, lurah atau pada zaman sekarang disebut pamong praja. Sedangkan pendopo sebelah timur disebut Pancaniti yang merupakan tempat para perwira keraton ketika diadakannya latihan keprajuritan di alun-alun.

Memasuki jalan kompleks Keraton di sebelah kiri terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan tembok bata kokoh disekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon sehari-harinya adalah lemah duwur yaitu tanah yang tinggi.

Sesuai dengan namanya bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti kompleks candi pada zaman Majapahit. Bangunan ini didirikan pada tahun 1529, pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Di pelataran depan Siti Inggil terdapat meja batu berbentuk segi empat tempat bersantai. Bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada tahun 1800-an. Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek zaman Majapahit.

Di sebelah utara bernama Gapura Adi sedangkan di sebelah selatan bernama Gapura Banteng. Dibawah Gapura Banteng ini terdapat Candra Sakala dengan tulisan Kuta Bata Tinata Banteng yang jika diartikan adalah tahun 1451.saka yang merupakan tahun pembuatannya (1451 saka = 1529 M).

Tembok bagian utara komplek Siti Inggil masih asli sedangkan sebelah selatan sudah pernah mengalami pemugaran/renovasi. Di dinding tembok kompleks Siti Inggil terdapat piring-piring dan porslen-porslen yang berasal dari Eropa dan negeri Cina dengan tahun pembuatan 1745 M.

Di dalam kompleks Siti Inggil terdapat 5 bangunan tanpa dinding yang memiliki nama dan fungsi tersendiri, yaitu:

  1. Bangunan utama yang terletak di tengah bernama Malang Semirang dengan jumlah tiang utama 6 buah yang melambangkan rukun iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20 buah yang melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT. Bangunan ini merupakan tempat sultan melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman.
  2. Bangunan di sebelah kiri bangunan utama bernama Pendawa Lima dengan jumlah tiang penyangga 5 buah yang melambangkan rukun islam. Bangunan ini tempat para pengawal pribadi sultan.
  3. Bangunan di sebelah kanan bangunan utama bernama Semar Tinandu dengan 2 buah tiang yang melambangkan Dua Kalimat Syahadat. Bangunan ini adalah tempat penasehat Sultan/Penghulu.
  4. Di belakang bangunan utama bernama Mande Pangiring yang merupakan tempat para pengiring Sultan.
  5. Bangunan disebelah mande pangiring adalah Mande Karasemen, tempat ini merupakan tempat pengiring tetabuhan/gamelan. Di bangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk membunyikan Gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali dalam setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha.(am).

Rekomendasi

Berita Nasional

Kapolda Lampung Pimpin Monitoring Operasi Tuhuk Krakatau 2025 di Ajang World Surfing League (WSL) Krui Pro 2025

Berita Nasional

Lantik 22 Pejabat Fungsional, Sekjen Kemendagri Tekankan Pentingnya Pemberdayaan Pegawai

Religi

Jemaah Haji yang Sakit Boleh Tanazul

Religi

Catat! Ini Barang Bawaan yang Dilarang Dibawa di Koper Bagasi Jemaah

Muhajir June 24, 2023 June 24, 2023
Share This Article
Facebook Twitter Email Print
1 Comment 1 Comment
  • Ecn says:
    June 24, 2023 at 2:18 pm

    Makasih….info…saya jd tau sejarah

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru

Berita Nasional
Kapolda Lampung Pimpin Monitoring Operasi Tuhuk Krakatau 2025 di Ajang World Surfing League (WSL) Krui Pro 2025
June 13, 2025
Berita Nasional
Lantik 22 Pejabat Fungsional, Sekjen Kemendagri Tekankan Pentingnya Pemberdayaan Pegawai
June 13, 2025
Religi
Jemaah Haji yang Sakit Boleh Tanazul
June 12, 2025
Berita Nasional
14 Kereta Api Ekonomi Stainless Steel New Generation Masuk Promo Diskon Transportasi 30 Persen
June 12, 2025

Stay Connected

49 Follow
212 Follow

Berita Terkait

Featured

Sambangi Kota Solo, Wamendagri Bima Apresiasi Meriahnya Destinasi “Wisata Jokowi”

April 3, 2025
CiayumajakuningFeatured

Sedekah Takjil di 7 Masjid Bersejarah Cirebon

March 16, 2025
Featured

Penerima Zayed Award 2025: Perdana Menteri Barbados Mia Amor Mottley, World Central Kitchen, dan Heman Bekele

January 31, 2025
Featured

16 Terowongan Milik KAI, Ini Daftar 5 Terowongan Terpanjang, Salah Satunya Terowongan Sasaksaat di Bandung

January 18, 2025
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Reading: Keraton Kasepuhan Cirebon Simbol Kejayaan Islam Di Pesisir Pantai Utara
Share
Follow US
©2023 updatecirebon.com - All Rights Reserved.
berita cirebon
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?