UPDATECIREBON.COM – Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy atau akrab disapa Gus Rommy, memberikan klarifikasi tegas terhadap pemberitaan sejumlah media yang menyebut bahwa PPP akan “diakuisisi” oleh Haji Isam melalui kerabatnya.
Dalam pernyataan resminya yang dirilis dari Andover, Massachusetts, Amerika Serikat pada 26 Mei 2025, Gus Rommy menegaskan bahwa apa yang tengah berlangsung di tubuh PPP saat ini bukanlah proses akuisisi oleh pihak manapun, melainkan sebuah upaya kolektif kader untuk mengembalikan kejayaan partai berlambang Ka’bah ke parlemen pada Pemilu 2029 mendatang.
“Tidak lolosnya PPP ke Senayan pada Pemilu 2024 memang menimbulkan keprihatinan luas. Tapi, perolehan suara kami di DPRD kabupaten/kota masih mencapai 8,3 juta—jauh lebih tinggi dari DPR RI yang hanya 5,8 juta. Artinya, PPP masih sangat potensial untuk bangkit,” ujarnya.
Sebagai mantan Wakil Sekjen, Sekjen, hingga Ketua Umum DPP PPP selama dua periode (2014–2019), Gus Rommy merasa bertanggung jawab secara moral dan politik untuk membantu kebangkitan partai. Ia menyebut bahwa untuk membawa PPP kembali ke Senayan, diperlukan tokoh luar biasa yang tidak hanya populer tetapi juga memiliki kemampuan finansial—”tokoh sekaligus tauke.”
“Effort ini sangat berat. Belum ada sejarah sejak 1998, partai yang terlempar dari Senayan bisa kembali. Karena itu saya membujuk banyak tokoh nasional, dari Pak Sandiaga Uno, Gus Ipul, Jenderal Dudung, Pak Marzuki Alie, Agus Suparmanto, hingga Pak Amran,” kata Gus Rommy.
Nama terakhir, yakni Andi Amran Sulaiman—pengusaha dan mantan Menteri Pertanian di era Jokowi—menjadi fokus pembicaraan karena dinilai memiliki kapasitas dan komitmen kuat. Gus Rommy mengaku telah berteman dengan Pak Amran selama dua dekade dan beberapa kali meyakinkannya secara langsung agar bersedia memimpin PPP.
“Sampai hari ini pun, Pak Amran masih wait and see. Beliau masih fokus menjalankan tanggung jawab besar di sektor pangan nasional,” ujar Gus Rommy, seraya membantah narasi yang menyebut keterlibatan Haji Isam sebagai pihak yang ingin “mengakuisisi” PPP lewat kerabatnya.
“Haji Isam tidak punya kebutuhan atau kepentingan untuk mengakuisisi partai apapun. Beliau berteman baik dengan banyak tokoh lintas partai. Yang terjadi di PPP hanyalah ‘tumbu golek tutup’. Kami sedang mencari pemimpin luar biasa yang siap mewakafkan diri untuk PPP,” jelasnya.
Upaya ini, lanjut Gus Rommy, bukan dilakukan sendirian. Ia menyebut seluruh kader senior dan pimpinan PPP mendukung langkah tersebut. Bahkan, Plt Ketua Umum PPP, M. Mardiono, sudah beberapa kali bertemu langsung dengan Pak Amran, termasuk menggelar pertemuan dengan belasan DPW di guest house pribadi Pak Amran di Makassar usai Lebaran lalu.
“Artinya jelas, Pak Mar sudah memberi lampu hijau terhadap wacana kepemimpinan Pak Amran di PPP,” tambahnya.
Saat ditanya apakah Presiden Jokowi ikut “cawe-cawe” dalam wacana ini, Gus Rommy menepis tudingan tersebut. Ia mengakui pernah berdiskusi dengan Jokowi tentang strategi mengembalikan PPP ke Senayan, namun keputusan dan nama-nama yang muncul murni berasal dari dirinya dan para kader.
“Pak Jokowi hanya saya mintai pandangan. Dari nama-nama yang saya ajukan, beliau menilai Pak Amran paling sesuai. Itu karena beliau tahu persis kapasitas Pak Amran sebagai mantan menterinya,” jelasnya.
Namun, Gus Rommy menegaskan bahwa belum ada keputusan final mengenai siapa yang akan menjadi Ketua Umum PPP pada Muktamar September 2025 mendatang.
“Waktu masih panjang untuk kejutan-kejutan lainnya. Tugas saya hanya menyajikan menu terbaik kepada para pemilik suara. Semua keputusan ada di tangan muktamirin,” pungkasnya.
Dengan pernyataan ini, Gus Rommy berharap publik tidak terjebak dalam isu-isu liar yang menyudutkan PPP. Ia menegaskan bahwa partainya sedang menjalani proses regenerasi kepemimpinan secara sehat dan terbuka untuk membawa PPP kembali ke tempat terhormat di kancah politik nasional.
Editor: Hajier