UPDATECIREBON.COM – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, tidak dapat menahan haru saat menyampaikan orasi ilmiah dalam perayaan Dies Natalis ke-49 Universitas Sebelas Maret (UNS). Dalam momen bersejarah ini, ia menerima penghargaan bergengsi Parasamya Anugraha Dharma Krida Upa Bogha sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam dunia pertanian.
Di hadapan para akademisi dan mahasiswa, Mentan Amran mengungkapkan rasa syukur sekaligus mengenang perjuangan hidupnya yang penuh keterbatasan. Ia menyampaikan bahwa semua pencapaiannya saat ini tidak lepas dari doa dan dukungan sang ibunda yang selalu percaya bahwa ia akan menjadi sosok besar di masa depan.
Dalam orasinya, Mentan Amran menceritakan bagaimana ia lahir dari keluarga sederhana yang harus berjuang keras untuk bertahan hidup.
“Saya lahir dari keluarga miskin, dibesarkan dalam keterbatasan. Tapi ibu saya selalu berpesan, ‘Nak, kamu nanti jadi orang besar. Kamu akan mengubah nasib kita.’ Dan pesan itu terus terngiang hingga hari ini,” ujar Amran dengan suara bergetar.
Ia tumbuh dalam keluarga dengan 12 bersaudara, di mana sang ayah adalah seorang anggota TNI dengan pangkat rendah. Kondisi ekonomi yang sulit membuat ia dan saudara-saudaranya harus mencari makanan di hutan untuk bertahan hidup.
“Bapak-bapak lahir di spring bed, saya lahir di bawah pohon kayu. Saya ingat ketika SMP kelas 2, saya pulang sekolah dengan keringat bercucuran, tapi makanan tidak tersedia. Jadi, kami cari jambu dan ubi di hutan,” kenangnya.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, orang tuanya selalu menanamkan nilai kejujuran, kerja keras, dan pantang menyerah. Pesan yang selalu ia ingat dari sang ibu adalah agar tidak pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya.
“Orang tua saya selalu mengajarkan untuk tidak makan yang bukan hak kita. Kejujuran adalah prinsip hidup yang saya pegang teguh sampai sekarang,” ujarnya tegas.
Dalam momen yang penuh emosional itu, Mentan Amran juga mengingat bagaimana sang ibu selalu meyakininya akan menjadi seorang menteri. Meskipun saat itu terasa mustahil, takdir berkata lain.
“Kami masih ingat pesan ibu, ‘Nak, kamu nanti jadi menteri.’ Dalam hati kecil saya katakan tidak mungkin, tetapi kami tidak membantah beliau. Siapa sangka, tiba-tiba Pak Jokowi datang dan mengatakan ada sosok anak muda pekerja keras yang akhirnya ditakdirkan masuk kabinet pada 2014,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa restu dan doa seorang ibu adalah kunci kesuksesan. Menurutnya, jika ingin hidup penuh keberkahan, maka harus selalu menjaga hati orang tua, terutama ibu.
“Kalau mau melihat Allah tersenyum, buatlah ibu tersenyum. Jika kita pernah menggores hati ibu, jangan bermimpi melihat cahaya dunia. Saya tidak mungkin berdiri di sini jika bukan karena ibu saya,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.
Penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Upa Bogha yang diterima oleh Mentan Amran merupakan bentuk pengakuan atas kontribusinya dalam memajukan sektor pertanian Indonesia. Penghargaan ini diberikan berdasarkan Keputusan Rektor UNS Nomor 851/UN27/HK.02/2025 tentang Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa.
Rektor UNS, Prof. Hartono, menyatakan bahwa Andi Amran Sulaiman dipilih sebagai penerima penghargaan karena dinilai memiliki integritas tinggi, kepeloporan, serta prestasi luar biasa dalam dunia pertanian.
“Beliau terpilih menerima penghargaan ini karena kami memandangnya sebagai sosok teladan dengan dedikasi besar terhadap pertanian nasional. Selama menjabat sebagai Menteri Pertanian, beliau telah mencatatkan berbagai pencapaian, termasuk peningkatan signifikan dalam indeks produksi pertanian Indonesia,” ujar Prof. Hartono.
Dalam penutup orasinya, Mentan Amran menegaskan bahwa penghargaan yang ia terima bukan hanya sekadar pengakuan, tetapi juga pengingat akan tanggung jawab besar untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan negara.
“Saya membayangkan bagaimana mempertanggungjawabkan ini di dunia dan akhirat. Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Kisah perjalanan hidup Mentan Andi Amran Sulaiman menjadi bukti bahwa kerja keras, kejujuran, dan doa seorang ibu dapat mengubah nasib seseorang. Dari seorang anak desa yang hidup dalam keterbatasan, kini ia dipercaya memegang peran strategis dalam pemerintahan Indonesia.
Penghargaan yang ia terima dari UNS semakin mempertegas bahwa kontribusinya bagi dunia pertanian telah diakui secara luas. Kisahnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang meraih mimpi, tanpa menyerah pada keterbatasan.
Editor: Fath