UPDATECIREBON.COM – Sebuah lahan seluas 17 hektar di Kabupaten Lebak, Banten, kini menjadi perhatian karena inovasi dalam pengelolaannya. Lahan ini merupakan bagian dari program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian. Di sela-sela tanaman sawit yang ditanam dengan jarak 9 meter, para petani mencoba metode tumpang sisip (tusip) untuk menanam padi gogo varietas Situ Bagendit.
Penanaman padi gogo ini diprediksi akan menghasilkan panen hingga 4 ton per hektar dalam waktu kurang dari empat bulan. Metode tusip memberikan manfaat ganda bagi petani, terutama dalam memanfaatkan lahan sembari menunggu masa produktif tanaman sawit yang memakan waktu sekitar dua setengah tahun.
Ketua Koperasi Petani Sawit Liman Taka menyatakan bahwa program PSR ini memberikan angin segar bagi para petani. “Program ini memberi harapan baru, terutama saat kami menunggu sawit yang baru diremajakan siap dipanen,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, mengungkapkan bahwa program PSR sangat relevan dengan kondisi saat ini. Di Banten, mayoritas tanaman sawit telah memasuki usia 40 tahun, yang berarti produktivitasnya mulai menurun.
“Dengan program PSR ini, petani tidak hanya mendapatkan dukungan peremajaan sawit, tetapi juga peluang untuk meningkatkan produksi pangan nasional,” kata Heru.
Di wilayah Banten, terdapat sekitar 500 hektar lahan sawit yang masuk dalam program PSR. Dari jumlah tersebut, 200 hektar direncanakan untuk ditanami padi gogo menggunakan metode tusip. Secara nasional, dari total 50 ribu hektar lahan PSR, sekitar 10 hingga 15 ribu hektar telah dimanfaatkan untuk menanam padi gogo.
Penanaman perdana padi gogo di Kabupaten Lebak ini merupakan langkah nyata petani sawit dalam mendukung program ketahanan pangan. Selain itu, hasil panen padi gogo ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani.
“Metode ini memungkinkan petani memaksimalkan produktivitas lahan sembari menunggu hasil dari tanaman sawit yang diremajakan. Ini adalah inovasi yang menguntungkan secara ekonomi dan strategis,” tambah Heru.
Dengan langkah ini, program PSR tidak hanya membantu peremajaan kebun sawit yang sudah tidak produktif, tetapi juga memberikan solusi konkret untuk mendukung kebutuhan pangan nasional. Petani pun kini memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan mereka di tengah masa transisi produktivitas sawit.
UPDATECIREBON.COM akan terus memantau perkembangan program ini dan dampaknya terhadap sektor pertanian di Indonesia.
Editor: Alwi