UPDATECIREBON.COM – Memasuki dunia pendidikan merupakan fase penting dalam tumbuh kembang anak. Wajar jika orang tua merasa cemas tentang bagaimana anak akan menyesuaikan diri di sekolah, apakah mampu mengikuti pelajaran, beradaptasi dengan teman, serta mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan. Namun, salah satu kunci untuk mengurangi kecemasan ini adalah melatih mental tangguh pada anak.
Mengutip dari CNBC Make It, anak yang tangguh memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi, bangkit dari kegagalan, serta memaafkan diri sendiri setelah melakukan kesalahan. Lalu, bagaimana cara orang tua membantu anak mereka untuk memiliki mental yang kuat? Berikut 5 tips melatih mental tangguh anak yang bisa diterapkan di rumah:
1. Biarkan Anak Mengalami Kegagalan
Menurut Dr. Ken Ginsburg, Profesor Pediatri di Children’s Hospital of Philadelphia, salah satu kesalahan yang sering dilakukan orang tua adalah melindungi anak dari pengalaman yang dianggap menyakitkan atau tidak menyenangkan. Padahal, kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar.
“Tugas orang tua adalah melindungi anak, tetapi juga memberi mereka ruang untuk belajar dari kegagalan,” kata Ginsburg. Membiarkan anak jatuh dan bangkit kembali akan membantu mereka siap menghadapi tantangan di masa depan.
2. Ajari Anak untuk Mengelola Kekhawatiran
Saat anak cemas, banyak orang tua yang langsung menenangkan dengan berkata, “Jangan khawatir.” Namun, menurut Taryn Marie Stejskal, pendiri Resilience Leadership Institute, anak perlu diberi kesempatan untuk merasa khawatir dan belajar cara menghadapinya.
Cara yang efektif adalah dengan memberi anak waktu khusus untuk mencurahkan kecemasannya, misalnya dengan menuliskan kekhawatiran mereka atau mengatur waktu khusus untuk fokus pada kekhawatiran tersebut. Setelah waktu selesai, ajak anak untuk melepaskan rasa cemas dan tidak lagi memikirkannya.
3. Diskusikan Skenario Terburuk dan Terbaik
Menghadapi kecemasan dengan cara memikirkan skenario terburuk dan terbaik bisa membantu anak lebih siap menghadapi tantangan. “Ini akan memberi mereka rasa aman karena menyadari bahwa skenario terburuk mungkin tidak seburuk yang dibayangkan,” jelas Stejskal.
Selain itu, mengajarkan anak untuk melihat potensi hasil terbaik juga akan memperkuat kepercayaan diri mereka bahwa segala sesuatu bisa berakhir dengan baik.
4. Fokus pada Pengembangan Diri, Bukan Pengakuan Eksternal
Scott Mautz, mantan eksekutif Procter & Gamble, menyarankan orang tua untuk mengajarkan anak-anak agar menilai pencapaian mereka berdasarkan perkembangan pribadi, bukan validasi dari orang lain. Hal ini penting untuk membangun kekuatan mental dan ketangguhan anak.
Dorong anak untuk mengevaluasi diri dengan pertanyaan seperti, “Apakah saya sudah menjadi versi terbaik dari diri saya?” daripada hanya mengejar pengakuan dari luar.
5. Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil
Anak-anak perlu diajarkan bahwa proses menuju pencapaian sama pentingnya dengan hasil akhir. Jika terlalu fokus pada hasil, anak mungkin akan enggan mencoba hal baru karena takut gagal.
Sebaliknya, ajak anak untuk menghargai proses dan menanyakan apa yang mereka pelajari atau bagaimana mereka menikmati pengalaman tersebut, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, orang tua dapat membantu anak-anak mereka menjadi pribadi yang lebih tangguh, siap menghadapi tantangan, dan mampu mengembangkan diri dengan lebih baik di dunia pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
Editor: Rachel