UPDATECIREBON.COM – Rektor Universitas Airlangga (Unair), Mohammad Nasih, menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap Dekan Fakultas Kedokteran (FK), Prof Budi Santoso (Prof Bus). Menurutnya, yang terjadi adalah pemberhentian dengan hormat.
“Tidak ada pemecatan, yang terjadi adalah ‘Pemberhentian dengan hormat dan terima kasih atas semua jasa’,” kata Nasih pada Jumat, 12 Juli 2024.
Nasih juga menjelaskan bahwa tidak ada pembatalan pemecatan terhadap Prof Bus. “Yang terjadi adalah pengangkatan kembali Prof Bus sebagai Dekan FK Unair,” katanya.
Latar Belakang Pemberhentian
Prof Bus sebelumnya diberhentikan setelah menyatakan penolakannya terhadap rencana pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Ia menyampaikan pendapatnya di hadapan wartawan pada 27 Mei lalu, menyatakan keyakinannya bahwa 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter berkualitas yang tidak kalah dengan dokter asing.
Klarifikasi dan Proses Pengangkatan Kembali
Setelah pernyataannya, Prof Bus dipanggil oleh rektor untuk mengklarifikasi pendapatnya. Pada 3 Juli, melalui WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair, Prof Bus mengumumkan bahwa dirinya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair oleh rektor.
Pemberhentian Prof Bus menimbulkan gelombang penolakan. Pada 9 Juli, pemberhentian tersebut dicabut dan Prof Bus diangkat kembali sebagai Dekan FK Unair. Nasih menjelaskan bahwa pengangkatan kembali ini terjadi setelah Prof Bus mengirimkan surat permohonan maaf.
Surat Permohonan Maaf
“Suratnya ditulis tangan sendiri oleh Prof Bus serta bermaterai dan bertanda tangan basah. Tentu hal tersebut menunjukkan keseriusan dari Prof Bus,” ujar Nasih.
Dialog dan Kesepakatan
Setelah pemberhentian, upaya dialog dan diskusi dilakukan untuk mencari solusi. “Pada kesempatan dialog tersebut, didiskusikan berbagai alternatif, mulai dari permohonan maaf hingga melanjutkan ke proses hukum dengan berbagai akibat dan konsekuensinya,” kata Nasih.
Proses Pengangkatan Kembali
Hasil dialog tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa Prof Bus membuat surat permohonan maaf. Dengan surat tersebut, Nasih memberikan maaf dan masalah pemberhentian dianggap selesai.
“Setelah surat diterima Rektor, maka SK Pengangkatan (kembali) Prof Bus sebagai Dekan FK diproses,” jelas Nasih. Prof Bus pun disumpah dan dilantik pada 10 Juli. “Pada Rabu (10 Juli 2024) pagi, Prof Bus disumpah, dilantik, dan membacakan sendiri Pakta Integritas sebagai Dekan di Fakultas Kedokteran,” tambahnya.
Pernyataan Prof Bus
Prof Bus mengakui bahwa pernyataannya mengenai dokter asing merupakan pendapat pribadi yang mungkin terlalu berlebihan. “Saya secara pribadi menghaturkan permohonan maaf kepada rektor. Mungkin saya bermaksud mewakili diri pribadi, tapi mungkin terlalu kelewatan, sehingga pernyataan saya itu menggunakan nama institusi,” kata Prof Bus.
Meskipun begitu, Prof Bus menegaskan bahwa dirinya akan tetap kritis menilai kebijakan pemerintah setelah kembali menjadi Dekan FK Unair. “Ya, tetap kritis. Dengan cara-cara yang mungkin berbeda,” ujarnya.
Dengan demikian, kontroversi terkait pemberhentian dan pengangkatan kembali Prof Bus sebagai Dekan FK Unair telah diselesaikan dengan baik, menunjukkan pentingnya dialog dan komunikasi dalam menyelesaikan konflik di institusi pendidikan tinggi.
Reporter: Baidhowi
Editor: Alwi