UPDATECIREBON.COM – Angklung jedor bukanlah sekadar alat musik tradisional. Ia adalah warisan budaya yang menggemakan sejarah perjuangan masyarakat Cirebon. Terbuat dari bambu berukuran besar, angklung jedor memiliki nada yang rendah dan nyaring, menjadikannya pemicu semangat dan pengiring tarian perang.
Kesenian Penuh Makna
Keunikan angklung jedor terletak pada ukurannya yang lebih besar dan nada yang lebih rendah dibandingkan angklung pada umumnya. Hal ini membuatnya cocok untuk mengiringi tarian perang, menggambarkan semangat juang masyarakat Cirebon dalam melawan penjajah.
Lebih dari Sekadar Hiburan
Awalnya, angklung jedor digunakan sebagai alat musik untuk hiburan dan syiar agama Islam. Namun, fungsinya berkembang menjadi alat penggerak semangat melawan penjajah. Kini, angklung jedor menjadi warisan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan, menjadi pengingat akan sejarah perjuangan dan kekuatan masyarakat Cirebon.
Menjaga Api Budaya
Di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, tradisi angklung jedor terus dihidupkan. Melalui sanggar-sanggar yang ada, masyarakat setempat mengajarkan kesenian ini kepada generasi muda, memastikan warisan budaya ini tetap lestari untuk dinikmati oleh generasi mendatang.
Melalui artikel ini, diharapkan semakin banyak orang yang mengenal dan menghargai angklung jedor. Mari Bersama-sama menjaga warisan budaya ini agar tetap lestari dan terus bergema di Nusantara.