By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Update CirebonUpdate CirebonUpdate Cirebon
  • Home
  • Ciayumajakuning
  • Berita Nasional
  • Seni & Budaya
  • Religi
  • Olahraga
  • Featured
Reading: Hikmah Maulid, Meneladani Metode Perubahan Politik Ala Rasulullah SAW
Share
Update CirebonUpdate Cirebon
  • Home
  • Ciayumajakuning
  • Berita Nasional
  • Seni & Budaya
  • Religi
  • Olahraga
  • Featured
Search
  • Home
  • Ciayumajakuning
  • Berita Nasional
  • Seni & Budaya
  • Religi
  • Olahraga
  • Featured
Follow US
Update Cirebon > Religi > Hikmah Maulid, Meneladani Metode Perubahan Politik Ala Rasulullah SAW
Religi

Hikmah Maulid, Meneladani Metode Perubahan Politik Ala Rasulullah SAW

Muhajir
Last updated: 2025/09/20 at 3:45 AM
Muhajir Published September 20, 2025
Share
SHARE

UPDATECIREBON.COM – Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. bukan hanya momentum ritual penuh lantunan shalawat dan doa semata. Ia juga merupakan kesempatan reflektif untuk menggali hikmah agung dari kelahiran Rasulullah saw. Salah satu hikmah terbesar yang jarang disorot adalah bahwa kelahiran beliau menandai awal perubahan besar dalam peradaban manusia: dari masyarakat jahiliyah menuju masyarakat Islam yang mulia.

Pertanyaannya: Apakah kita siap meneladani metode beliau dalam melakukan perubahan politik hari ini? Ataukah kita tetap mempercayai metode sekuler seperti demokrasi yang telah terbukti berkali-kali hanya memberikan janji-janji (janji tentang kemakmuran, kesejahteraan, keadilan dll) yang tidak pernah terbukti sama sekali? Ataukah kita merasa yakin dengan people power (gerakan massa) yang acapkali dibumbui anarkisme (kekerasan) yang tak jarang memakan korban?

Isyarat Politik dalam Kelahiran Nabi saw.

Kitab Mawlîd al-Barzanjî karya Syaikh Ja’far al-Barzanji mengisahkan peristiwa besar saat Rasulullah saw. lahir. Cahaya memancar hingga menerangi istana Romawi di Syam. Pilar istana Kisra di Madain retak. Sepuluh menaranya runtuh. Api sembahan Persia padam. Danau Sawah mengering. Wadi Samawah tiba-tiba mengalirkan air.

Fenomena ini bukan sekadar kejadian kosmik. Ini adalah isyarat politik bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah ancaman langsung bagi imperium Persia dan Romawi saat itu. Beliau lahir sebagai pemimpin perubahan politik global yang akan meruntuhkan tatanan kufur dunia dan membangun peradaban baru: peradaban Islam.

Di Pasar Dzil Majaz Nabi saw. pernah berseru:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُوْلُوْا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا

Hai manusia, ucapkanlah “Lâ ilâha illalLâh,” niscaya kalian beruntung! (HR Ahmad).

Seruan itu bukan hanya dakwah tauhid. Ia sekaligus merupakan deklarasi visi politik bahwa perubahan sejati berawal dari pengakuan terhadap kedaulatan Allah SWT.

Lalu ketika menggali Parit Khandaq, Nabi saw. memukul batu besar tiga kali. Saat memulai pukulan pertama, beliau mengucapkan, “BismilLāh”. Lalu pecahlah sepertiga batu itu. Beliau bersabda, “AlLāhu Akbar! Aku telah diberi kunci Syam. Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar melihat istana-istana merahnya dari tempatku ini.” Kemudian beliau mengucapkan, “BismilLāh”, lalu memukul sekali lagi hingga pecah sepertiga batu itu. Beliau bersabda, “AlLāhu Akbar! Aku telah diberi kunci negeri Persia. Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar melihat kota-kotanya dan aku melihat istana putihnya dari tempatku ini.” Kemudian beliau mengucapkan, “BismilLāh”, lalu memukul dengan pukulan lain hingga tercabutlah sisa batu itu. Beliau bersabda, “AlLāhu Akbar! Aku telah diberi kunci negeri Yaman. Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar melihat pintu-pintu Kota Shan‘ā (Yaman) dari tempatku ini.” (HR Ahmad dan an-Nasa’i).

Sejarah kemudian mencatat bahwa nubuwat itu menjadi nyata pada masa Kekhalifahan Umar bin al-Khaththab ra. Saat itu, dua negara adidaya, yakni Persia dan Romawi, benar-benar berhasil ditundukkan di bawah kekuasaan Islam.

People Power: Hanya Mengganti Rezim, Bukan Sistem

Di era modern, banyak orang berharap perubahan politik melalui people power (gerakan massa). Sejarah Indonesia pasca-Reformasi 1998 adalah contoh nyata. Rezim Soeharto tumbang. Orde Baru runtuh. Akan tetapi, apakah secara politik Indonesia benar-benar berubah? Tidak! Korupsi makin mengganas. Oligarki makin kukuh. Sumberdaya alam milik rakyat tetap ada dalam kendali swasta dan asing. Pajak makin mencekik. Utang negara dan bunganya makin tinggi. Rakyat tetap miskin. Pengangguran makin banyak. Elit politik makin bergelimang harta. Keadilan hukum makin sulit ditegakkan. Mengapa demikian? Sebabnya, yang jatuh hanya rezimnya, bukan sistem politiknya. Sistem demokrasi sekuler tetap dipertahankan. Padahal sistem inilah yang menjadi akar kerusakan yang membelit negeri ini. Ini karena dalam sistem demokrasi, kedaulatan (hak membuat hukum) ada di tangan manusia. Artinya, pembuatan hukum diserahkan pada hawa nafsu manusia. Padahal Allah SWT tegas telah menyatakan:

إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ

Otoritas membuat hukum itu ada pada Allah (TQS Yusuf [12]: 40).

Bahkan Allah SWT telah menegaskan:

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْظَالِمُوْنَ

Siapa saja yang tidak berhukum dengan wahyu yang telah Allah turunkan, mereka itulah pelaku kezaliman (TQS al-Maidah [5]: 45).

Allah SWT juga telah mengingatkan:

أَفَحُكْمَ ٱلْجَـٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًۭا لِّقَوْمٍۢ يُوقِنُونَ

Apakah sistem hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi kaum yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50).

Jelaslah, demokrasi yang menempatkan kedaulatan (hak membuat hukum) di tangan manusia adalah sistem hukum jahiliyah. Karena itu pergantian rezim (penguasa) tanpa pergantian sistem politiknya—ke arah sistem politik Islam—tak akan pernah menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Dakwah, Bukan Kerumunan Massa

Islam memiliki metode perubahan politik yang jelas dan tuntas. Rasulullah saw. tidak pernah menyerukan revolusi massa untuk menggulingkan rezim Quraisy. Beliau menempuh metode dakwah yang terarah melalui tiga tahap:

Pertama, Tatsqîf (Pembinaan): Beliau membina para Sahabat dengan fikrah Islam agar keimanan mereka kokoh dan mereka siap berjuang untuk perubahan.

Kedua, Tafâ‘ul ma‘a al-Ummah (Interaksi dengan Masyarakat): Beliau mendakwahkan Islam secara terang-terangan di tengah-tengah masyarakat sekaligus membongkar kebusukan sistem kufur hingga opini umum berpihak pada Islam.

Ketiga, Thalab an-Nushrah (Menggalang Dukungan). Beliau menggalang dukungan dari ahlul quwwah (para pemilik kekuasaan) untuk menegakkan sistem politik dan pemerintahan Islam.

Ketiga tahapan ini beliau tempuh tanpa kekerasan sama sekali apalagi melalui people power (gerakan massa) yang menjurus pada anarkisme (kekerasan). Pada akhirnya, terutama melalui tahapan thalab an-nushrah, beliau berhasil meraih kekuasaan (istilâm al-hukum) secara damai dari ahlul quwwah di Madinah yang didukung oleh mayoritas penduduknya. Saat itu mereka menyerahkan kekuasaan mereka secara sukarela kepada beliau. Sejak itu beliau segera memproklamirkan pendirian Daulah Islam untuk pertama kalinya.

Dengan metode ini, perubahan politik yang lahir bukan sekadar jatuhnya penguasa, melainkan tumbangnya seluruh sistem jahiliyah, diganti dengan sistem Islam. Hasilnya adalah peradaban Islam yang bertahan berabad-abad lamanya.

Landasan Historis: Baiat ‘Aqabah Kedua

Ibn Hisyam bertutur: Tatkala mereka berkumpul untuk Nabi saw. di ‘Aqabah, beliau berkata kepada mereka, “Kalian membaiat aku untuk mendengar dan taat…serta untuk menolong dan melindungi diriku sebagaimana kalian melindungi diri, istri dan anak-anak kalian.” (Ibnu Hisyam, Sîrah an-Nabawiyyah, 2/41).

Inilah Baiat ‘Aqabah Kedua yang menjadi landasan bagi penegakan Daulah Islam di Madinah. Demikian sebagaimana ditegaskan oleh Al-Mubarakfuri: “Sesungguhnya baiat ini adalah fondasi kokoh bagi penegakan Daulah Islam pertama, yang memerintah dengan wahyu yang telah Allah turunkan dan membawa Islam ke seluruh dunia.” (Al-Mubarakfuri, Ar-Rahīq al-Makhtūm, hlm. 177)

Dari nukilan di atas tampak jelas bahwa Rasulullah saw. melakukan perjuangan perubahan politik: dari masyarakat jahiliyah di Makkah (lemah, tertindas) menuju masyarakat Islam di Madinah yang penuh dengan rahmat dan keadilan dalam naungan Daulah Islam.

Jalan Mana yang Kita Pilih?

People power (gerakan massa) sejauh ini hanya memberikan euforia sesaat. Faktanya, people power selalu gagal mengubah sistem rusak yang menjadi akar masalahnya. Sebaliknya, metode perubahan politik ala Rasulullah saw. telah terbukti efektif dalam proses perubahan hingga melahirkan peradaban agung.

Alhasil, jika umat Islam benar-benar ingin lepas dari siklus tirani dan ketidakadilan, jawabannya bukan demokrasi atau people power (gerakan massa). Jawabannya adalah meneladani metode dakwah dan perubahan ala Rasulullah saw.: menempuh tharîqah nabawiyyah, menegakkan Islam kâffah dan membangun kembali sistem pemerintahan Islam. Itulah sistem Khilafah ‘alâ minhâj an-Nubuwwah sebagai pelanjut Daulah Islam yang dirintis oleh beliau untuk pertama kalinya.

Apalagi para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah telah sepakat bahwa Khilafah adalah kewajiban syar’i, bukan sekadar pilihan politik. Salah seorang ulama mazhab Syafii terkemuka, Imam al-Mawardi (w. 450 H), tegas menyatakan:

الإمَامَةُ مَوْضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي حِرَاسَةِ الدِّينِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا، وَعَقْدُهَا لِمَنْ يَقُومُ بِهَا فِي الأُمَّةِ وَاجِبٌ بِالإِجْمَاعِ

Imamah (Khilafah) itu ditetapkan sebagai pengganti kenabian dalam menjaga agama dan mengatur urusan dunia. Mengangkat seorang imam (khalifah) bagi umat hukumnya wajib berdasarkan Ijmak (Al-Mawardi, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, hlm. 5).

Imam an-Nawawi (w. 676 H), salah seorang ulama mu’tabar mazhab Syafii, juga menegaskan:

وَأَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّهُ يَجِبُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ نَصْبُ خَلَيْفَةٍ وَوُجُوْبُهُ بِالشَّرْعِ لاَ بِالْعَقْلِ

Para ulama telah bersepakat bahwa wajib atas kaum Muslim untuk mengangkat seorang khalifah (menegakkan Khilafah). Kewajiban ini berdasarkan syariah. Bukan berdasarkan akal (An-Nawawi, Syarh an-Nawawi ‘alaa Muslim, 12/205).

Bahkan Imam an-Nawawi menganggap batil paham yang menolak kewajiban menegakkan Khilafah ini. Kata beliau:

وَأَمَّا مَا حُكِىَ عَنِ اْلأَصَمِّ أَنَّهُ قَالَ لاَ يَجِبُ وَعَنْ غَيْرِهِ أَنَّهُ يَجِبُ بِالْعَقْلِ لاَ بِالشَّرْعِ فَبَاطِلاَنِ

Adapun apa yang dikisahkan dari al-‘Asham bahwa Khilafah tidak wajib, atau juga dari yang selain dia, bahwa Khilafah wajib hanya berdasarkan akal, bukan berdasarkan ketentuan syariah, maka kedua pendapat ini batil (An-Nawawi, Syarh an-Nawawi ‘alâ Muslim, 12/205).

Alhasil, Peringatan Maulid Nabi saw. sudah seharusnya diarahkan untuk memotivasi umat agar sungguh-sungguh melakukan perubahan politik ke arah Islam sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Bukan dengan tetap mempertahankan sistem demokrasi sekuler seperti saat ini. Hanya dengan itu Peringatan Maulid Nabi saw. akan jauh lebih bermakna.

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []

—*—

Hikmah:

Rasulullah saw. bersabda:

…ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ…

…Pada akhirnya akan datang kembali era Khilafah yang tegas di atas metode Kenabian… (HR Ahmad). []

—*—

0309 UPDATE GAZA BULETIN KAFFAH

JANGAN LUPAKAN GENOSIDA GAZA ‘GAZA MENJADI LADANG PUING GENOSIDA’

1. Jumlah Korban Terkini

  • Sejak fajar Minggu (30/8), 78 warga Palestina gugur, termasuk 32 orang yang sedang mencari makanan.
  • Data kumulatif (Otoritas Kesehatan Gaza):
    o 63.459 orang gugur
    o 160.256 orang luka-luka sejak 7 Oktober 2023.

2. Serangan Kota Gaza

  • Pertahanan Sipil Palestina: kebakaran terjadi di tenda pengungsi dekat RS al-Quds setelah penembakan Israel.
    o “Setidaknya lima orang dibunuh dan tiga lainnya luka-luka ketika sebuah apartemen di dekat lingkungan Remal diserang.”
  • Ismail al-Thawabta (Direktur Kantor Media Gaza):

“Lebih dari 80 alat peledak telah diledakkan di lingkungan sipil selama tiga pekan terakhir, sebuah kebijakan bumi hangus yang menghancurkan rumah-rumah dan membahayakan nyawa.”

  • Ia menegaskan lebih dari satu juta warga menolak tunduk pada kebijakan pemindahan paksa dan pembersihan etnis.

3. Kota Menjadi Ladang Puing

  • Hani Mahmoud (Koresponden Al Jazeera):

“Serangan penjajah Yahudi telah mengubah sebagian besar wilayah menjadi ladang puing.”
“Artileri berat terus-menerus menghantam wilayah Zeitoun dan Jabalia… hampir tidak ada pertempuran, tetapi artileri berat dan buldoser menghancurkan kompleks perumahan.”
“Sebagian besar orang tidak punya kemewahan untuk berkemas dan pergi, karena tidak ada tempat yang aman.”

4. Jurnalis Gugur

  • Islam Abed, jurnalis Palestina dari TV Al-Quds Al-Youm, gugur dalam serangan di Kota Gaza.
  • Kantor Media Pemerintah Gaza:
    o 247 jurnalis gugur sejak awal perang.
    o Data lain: lebih dari 270 korban dari kalangan media.
  • Sehari kemudian: 5 wartawan gugur (termasuk wartawan Al Jazeera) di serangan RS Nasser, Khan Younis.

5. Warga Tetap Bertahan

  • Sebelum perang: Kota Gaza dihuni 700.000 orang.
  • Banyak yang kembali setelah gencatan senjata awal 2025 meski ada ancaman evakuasi.
  • Fedaa Hamad (warga Gaza):

“Kami lelah dengan pengungsian pertama. Mau ke mana kami? Apakah ada tempat di selatan? Kami tidak menemukannya.”

  • Akram Mzini (warga Gaza):

“Kami pernah mengungsi ke selatan sebelumnya, dan itu sangat sulit dan mahal. Hidup ini berat, jadi kami akan tetap di rumah. Apa pun yang Allah kehendaki pasti terjadi.”

6. Serangan di Gaza Tengah

  • Deir el-Balah:
    o Setidaknya 4 orang gugur akibat serangan di pusat kota.
    o Sebelumnya, 1 orang gugur dan beberapa luka-luka akibat pemboman lain.

Sumber utama: Al Jazeera & kantor berita internasional (30–31 Agustus 2025).

Rekomendasi

Berita Nasional

Kementan Menggugat Tempo: Upaya Menjaga Kemerdekaan Pers yang Profesional

Ciayumajakuning

Seleksi Direksi Baru Perumdam Tirta Darma Ayu Dimulai, Bupati Indramayu Tekankan Minimalisir Kebocoran dan Perbaikan Pelayanan Publik

Berita Nasional

Kereta Panoramic: Perjalanan Berkelas dengan Panorama Jalur Selatan Jawa yang Indah

Berita Nasional

KAI Goes to Campus Vol. 2: Generasi Muda Jadi Motor Inovasi Transportasi Masa Depan

Muhajir September 20, 2025 September 20, 2025
Share This Article
Facebook Twitter Email Print
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru

Religi
Semarak Hari Santri 2025, dari MBG, Cek Kesehatan Gratis, hingga Aksi Satu Santri Satu Pohon
September 19, 2025
Berita Nasional
Rapat Kerja Dengan Komisi V DPR RI, Wamen Viva Yoga: Kita Tuntaskan Tumpang Tindih Lahan Transmigrasi dan Kawasan Hutan
September 17, 2025
Berita Nasional
Kereta Panoramic: Perjalanan Berkelas dengan Panorama Jalur Selatan Jawa yang Indah
September 17, 2025
Berita Nasional
Mendukung Program 3 Juta Rumah, Al Qilaa dan KAI Berkolaborasi Membangun Hunian Vertikal di Lahan KAI
September 17, 2025

Stay Connected

49 Follow
212 Follow

Berita Terkait

Religi

Semarak Hari Santri 2025, dari MBG, Cek Kesehatan Gratis, hingga Aksi Satu Santri Satu Pohon

September 19, 2025
Religi

Kloter Terakhir Terbang dari Madinah, Ketua PPIH: Alhamdulillah Fase Pemulangan Lancar

July 12, 2025
Religi

Dampingi Presiden Prabowo Bahas Kampung Haji, Menag: Pangeran MBS Dukung Penuh

July 3, 2025
Religi

Kemenhaj Saudi Mulai Langkah Awal Persiapan Haji 2026

June 29, 2025
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Reading: Hikmah Maulid, Meneladani Metode Perubahan Politik Ala Rasulullah SAW
Share
Follow US
©2023 updatecirebon.com - All Rights Reserved.
berita cirebon
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?