UPDATECIREBON.COM –
Menjelang pelaksanaan Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dijadwalkan pada September 2025, dinamika internal partai berlambang Ka’bah tersebut kian menghangat. Salah satu tokoh senior PPP, M. Romahurmuziy atau yang akrab disapa Rommy, kembali menyuarakan perlunya regenerasi dan perubahan kepemimpinan demi menyelamatkan masa depan partai.
Dalam pernyataan tertulisnya yang dirilis pada Selasa, 14 Mei 2025, Rommy secara tegas mengkritisi kegagalan kepemimpinan saat ini yang dinilainya bertanggung jawab atas kegagalan PPP mempertahankan kursi di DPR RI pada Pemilu 2024 lalu.
“Saya masih konsisten dengan penyampaian saya pada Desember 2024 lalu. Kepemimpinan saat ini jelas gagal mempertahankan PPP di Senayan. Maka sangat tidak layak jika kembali dimajukan sebagai calon ketua umum,” tegas Rommy.
Menurutnya, mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sepakat untuk tidak lagi mempertahankan kepemimpinan lama. Bahkan, ia merespons pernyataan Sekjen PPP, Arwani Thomafi, yang menyebutkan lebih dari 20 DPW menginginkan ketua umum baru.
Lebih lanjut, Rommy menyoroti pentingnya PPP bersikap fleksibel dalam menentukan calon pemimpin ke depan. Ia mendorong agar partai tidak kaku dalam memaknai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), khususnya soal persyaratan calon ketua umum yang harus pernah menjabat sebagai pengurus harian DPP atau ketua majelis.
“AD/ART bukanlah kitab suci. Ia bisa diubah kapan saja oleh muktamirin selama disetujui mayoritas. Jadi, membuka peluang bagi tokoh eksternal sebagai calon ketua umum adalah langkah realistis dan sah,” tegas Rommy.
Tak hanya memberikan kritik, Rommy juga turut mencatat dinamika figur-figur yang digadang-gadang maju sebagai calon ketua umum PPP. Hingga saat ini, menurutnya sudah ada delapan nama yang beredar, terdiri dari tiga tokoh internal dan lima tokoh eksternal.
Tokoh internal yang disebut adalah Sandiaga Uno, Arwani Thomafi, dan Gus Yasin. Sementara dari eksternal, mencuat nama-nama seperti Gus Ipul (Wali Kota Pasuruan), Letjen (Purn) Dudung Abdurachman, mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie, dan eks Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Rommy menjelaskan bahwa setiap calon memiliki tingkat agresivitas yang berbeda. Ada yang sudah mulai bersosialisasi ke DPW dan DPC, ada yang masih menjajaki restu para kiai, dan ada pula yang masih mempertimbangkan secara serius peluangnya.
“Setidaknya komunikasi itu sudah terjadi, baik dengan saya pribadi maupun dengan pengurus DPP lainnya. Ini menunjukkan bahwa dinamika menuju Muktamar benar-benar menuju satu arah: mencari Ketua Umum baru,” jelasnya.
Rommy pun menegaskan bahwa ia memilih untuk tidak maju sebagai calon ketua umum. Ia lebih memilih mendorong munculnya wajah baru dengan semangat dan energi besar untuk membawa PPP kembali ke panggung nasional.
“PPP butuh energi baru, bukan untuk sekadar berjalan, tapi untuk melompat. Kita harus mampu mengatasi semua rintangan agar bisa kembali ke Senayan pada 2029,” pungkas Rommy dalam pernyataannya.
Muktamar PPP 2025 diprediksi akan menjadi momen penting dan menentukan bagi arah dan masa depan partai yang lahir dari fusi empat partai Islam pada 1973 tersebut. Dengan tidak lolosnya PPP ke Senayan dalam Pemilu 2024, regenerasi dan transformasi dianggap sebagai keniscayaan untuk mengembalikan kejayaan partai Islam tertua di Indonesia ini.
Editor: Alwi