UPDATECIREBON.COM – Syawalan Gunung Jati merupakan salah satu tradisi budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini di Cirebon. Tradisi ini merupakan ziarah dan tahlilan di makam Sunan Gunung Jati, salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.
Tradisi Syawalan Gunung Jati biasanya dilaksanakan pada tanggal 8 Syawal, yaitu seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Pada hari itu, ribuan warga Cirebon dan sekitarnya akan berbondong-bondong menuju makam Sunan Gunung Jati yang terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Dalam pelaksanaannya, tradisi Syawalan Gunung Jati memiliki beberapa rangkaian acara, yaitu:
- Ziarah
Ziarah ke makam Sunan Gunung Jati merupakan rangkaian acara utama dalam tradisi Syawalan Gunung Jati. Acara tersebut dilakukan oleh para keluarga dan kerabat Sunan Gunung Jati, serta masyarakat umum.
Ziarah dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan pribadi. Para peziarah akan membawa berbagai macam bunga dan makanan untuk dipersembahkan kepada Sunan Gunung Jati.
- Tahlilan
Setelah ziarah, dilanjutkan dengan tahlilan dan doa bersama. Tahlilan ini dilakukan untuk mendoakan arwah Sunan Gunung Jati dan para wali songo lainnya.
Tahlilan biasanya dipimpin oleh seorang kiai atau ustadz. Dalam tahlilan, dibacakan berbagai macam doa dan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
- Pemberian santunan
Pada akhir acara, biasanya dilakukan pemberian santunan kepada masyarakat kurang mampu. Santunan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian kepada sesama.
Selain rangkaian acara tersebut, tradisi Syawalan Gunung Jati juga dimeriahkan dengan berbagai macam kegiatan lain, seperti:
- Pertunjukan seni dan budaya
Dalam acara Syawalan Gunung Jati, biasanya juga digelar berbagai macam pertunjukan seni dan budaya, seperti tari topeng, wayang kulit, dan musik tradisional.
- Pasar malam
Di sekitar area makam Sunan Gunung Jati, biasanya juga digelar pasar malam. Pasar malam ini menjual berbagai macam barang, mulai dari makanan, minuman, pakaian, hingga souvenir.
Tradisi Syawalan Gunung Jati merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan, sekaligus bentuk penghormatan kepada Sunan Gunung Jati.