UPDATECIREBON.COM – Berokan atau barongan merupakan kesenian berasal dari daerah Cirebon yang menggunakan alat utama barongan yaitu suatu bentuk tiruan kepala binatang singa dan dengan bentuk tiruan badan raksasa Syiwa durga yang dimainkan oleh dalang berokan. Sang dalang ini menyusup ke dalam berokan lalu meniup satu alat yang disimpan di dalam mulutnya.
Berokan berasal dari kata Barokahan artinya keselamatan. Kesenian berokan ini merupan jenis kesenianan jalanan yang menjajakan profesinya ditempat-tempat umum, hal ini mungkin melihat pengalaman latar belakang sejarah terjadinya seni barongan ini, yang dipergunakan untuk syiar Islam oleh para wali.
Pada dasarnya seni berokan ini dapat dilaksanakan di tempat dimana orang punya hajat atau pesta keluarga, misalnya acara Ruwatan rumah, tolak bala, khitanan, perkawinan dan lain-lain. Pada zaman sekarang fungsi utama kesenian berokan ini adalah sebagai alat hiburan masyarakata kecil. Seni ini disebut sebagai seni pertunjukan rakyat, karena kesenian ini timbul dan berkembang adanya dikalangan masyarakat biasa.

Berbeda pada zaman para wali dahulu, seni ini dipakai untuk syiar Islam dan berpusat di keraton. Bukan hanya sebagai seni hiburan saja, tetapi juga berfungsi sebagai media pembinaan mental serta ahlak dan perjuangan penyebaran ajaran Islam di wilayah Cirebon.
Seni pertunjukan topeng berokan ini konon diciptakan oleh Mbah Kuwu Cirebon Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi yang mendirikan Kerajaan Cirebon di abad ke-15. Pangeran Cakrabuana tidak lain adalah Pangeran Walangsungsang, yaitu putra pertama dari pasangan Prabu Siliwangi dengan Ratu Mas Subang Larang yang lahir tahun 1423. Ketika menyebarkan syiar islam ke wilayah galuh, Pangeran Cakrabuana menggunakan pertunjukan sebagai media syiar agama agar mudah diterima lingkungan budaya pada saat itu. Ada pendapat bahwa kata berokan berasal dari kata barokahan (keselamatan). Namun tampaknya keterangan tersebut hanya sebuah kirata (bahasa sunda, yang artinya dikira-kira namun tampak nyata), sebuah gejala yang umum terjadi di dalam penamaan jenis seni rakyat.

Pada umumnya para pemain berokan adalah laki-laki. Untuk melibatkan penonton, Berokan digerak-gerakan dengan lincah, kedoknya dimainkan seakan-akan mau mengigit penonton. Efek spontanitas ketakutan penonton (terutama anak-anak) dimanfaatkan oleh pemain Berokan untuk semakin garang dan menghibur. Pertunjukan Berokan diawali dengan tetalu dan kidung dalam bahasa ibu (Indramayu atau Cirebon), dilanjutkan dengan tarian Berokan yang lambat, perlahan-lahan untuk kemudian menjadi naik turun dan bergairah. Pertunjukan Berokan akan lebih menarik lagi, jika dimainkan di atas pecahan kaca (beling) dan menari-nari di atas bara api. Apabila pertunjukan Berokan dikaitkan dengan upacara tertentu, biasanya dilakukan Kirab Sawan, yakni upacara penyembuhan atau untuk keselamatan dan keberkahan.(AM)